Ketua MK: Yang Dibutuhkan Negara adalah Sarjana Berkarakter
Hamdan Zoelva saat menyampaikan orasi ilmiah di acara wisuda Unas periode II 2013/2014, di Jakarta.
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan
Zoelva menyatakan mendukung langkah Universitas Nasional (Unas).
Khususnya terkait rencana menciptakan lingkungan dan kultur akademik
yang mendukung proses perkuliahan.
Ia bahkan mengapresiasi tindakan yang dilakukan kampus dalam membersihkan lingkungan, terutama dari peredaran narkotika. Bahkan, Unas diminta untuk terus menegakkan peraturan demi terciptanya lingkungan yang kondusif untuk proses belajar mengajar.
Hamdan menjelaskan, Unas memang harus mengambil langkah tegas. Jika tidak, maka tak hanya akan merusak nama institusi. Namun juga masa depan bangsa.
Sehingga, universitas harus mengawasi penuh kegiatan yang ada di dalam kampus dan mengambil tindakan yang tegas. "Karena satu dua yang nakal bisa berpengaruh pada yang lain. Saya sangat mengapresiasi dan mendukung langkah Unas dalam menegakkan peraturan di lingkungan kampusnya," ungkap Hamdan usai menyampaikan orasi ilmiah di acara wisuda Unas periode II 2013/2014, di Jakarta.
Hamdan menambahkan, yang dibutuhkan negara saat ini adalah sarjana yang memiliki karakter. Karena, banyak yang menyandang gelar sarjana namun tidak mampu berbuat signifikan bagi kemajuan negaranya.
"Karena karakter itu membangun peradaban bangsa. Di era globalisasi, jangan asal menerima dari luar, kita lupa bahwa kita punya karakter. Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang besar," kata Hamdan.
Senada, Koordinator Kopertis Wilayah III, Ilza Mayuni juga menyatakan memahami kondisi Unas yang sedang giat melakukan percepatan pendidikan untuk mempersiapkan mahasiswa dan lulusan agar dapat berkompetisi di dunia global.
"Kita dukung 100 persen. Semua apa yang dilakukan oleh Unas merupakan bagian dari otonomi kampus. Mulai dari penerimaan mahasiswa baru hingga wisuda seperti ini. Apa pun usaha yang bermuara pada peningkatan mutu pendidikan pasti kita dukung," ujarnya.
dikutip dari : http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/
Ia bahkan mengapresiasi tindakan yang dilakukan kampus dalam membersihkan lingkungan, terutama dari peredaran narkotika. Bahkan, Unas diminta untuk terus menegakkan peraturan demi terciptanya lingkungan yang kondusif untuk proses belajar mengajar.
Hamdan menjelaskan, Unas memang harus mengambil langkah tegas. Jika tidak, maka tak hanya akan merusak nama institusi. Namun juga masa depan bangsa.
Sehingga, universitas harus mengawasi penuh kegiatan yang ada di dalam kampus dan mengambil tindakan yang tegas. "Karena satu dua yang nakal bisa berpengaruh pada yang lain. Saya sangat mengapresiasi dan mendukung langkah Unas dalam menegakkan peraturan di lingkungan kampusnya," ungkap Hamdan usai menyampaikan orasi ilmiah di acara wisuda Unas periode II 2013/2014, di Jakarta.
Hamdan menambahkan, yang dibutuhkan negara saat ini adalah sarjana yang memiliki karakter. Karena, banyak yang menyandang gelar sarjana namun tidak mampu berbuat signifikan bagi kemajuan negaranya.
"Karena karakter itu membangun peradaban bangsa. Di era globalisasi, jangan asal menerima dari luar, kita lupa bahwa kita punya karakter. Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang besar," kata Hamdan.
Senada, Koordinator Kopertis Wilayah III, Ilza Mayuni juga menyatakan memahami kondisi Unas yang sedang giat melakukan percepatan pendidikan untuk mempersiapkan mahasiswa dan lulusan agar dapat berkompetisi di dunia global.
"Kita dukung 100 persen. Semua apa yang dilakukan oleh Unas merupakan bagian dari otonomi kampus. Mulai dari penerimaan mahasiswa baru hingga wisuda seperti ini. Apa pun usaha yang bermuara pada peningkatan mutu pendidikan pasti kita dukung," ujarnya.
dikutip dari : http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/
Tidak ada komentar :