Manifesto Gerakan Intektual Profetik

  Manifesto Gerakan Intektual Profetik



Manifesto Gerakan Intelektual Profetik  merupakan jawaban atas paradigma Ikatan yang selama ini berbeda masing-masing pimpinan dari tingkatan Pusat hingga Komisariat.  Buku ini juga melengkapi literatur Ikatan yang sudah jarang ditemukan serta menjadi bahan bacaan bagi yang mengkaji paradigma profetik serta gerakan kemahasiswaan. Buku ini mengkaji nilai-nilai yang ada dalam diri Ikatan serta bagaimana menghadirkan nilai tersebut sebagai jatidiri yang membedakan Ikatan dengan gerakan mahasiswa yang lain. Nilai tersebut menjadi alat pandang dan cara menyelesaikan proses dehumanisasi disaat ini, dengan membawanya pada cita-cita ideal yang diingin-kan. Manifesto GIP merupakan tulisan yang mengupas tentang paradigma Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam merespon realitas makro, mezo dan mikro, respon tersebut merupakan jawaban Ikatan atas proses dehumanisasi yang terjadi sampai saat ini. Kerja nyata yang dilakukan oleh ikatan dalam realitas ini, merupakan kerja kemanusiaan dalam bingkai nilai transenden dalam rangka beribadah kepada Allah (taqarub ilallah).

      Buku Mnifesto GIP tersebut, terdiri dari sebelas bagian dimana bagian satu dengan yang lain mencapai satu kesatuan pemahaman yang utuh. Bagian pertama, membahas tentang manusia sebagai personal manusia ideal yang digambarkan oleh Ikatan. Bagian kedua, mengupas tentang simbol Ikatan sebagai paradigma atau nilai-nilai serta tujuan ikatan dalam melakukan perubahan. Bagian ketiga, membahas tentang profil kader secara personal dalam sebuah organisasi. Bagian keempat, mengupas tentang realitas sekarang atau kondisi saat ini yang mengambarkan dehumanisasi. Dengan penggambar-an tersebut,  sehingga mengetahui apa yang harus dilakukan oleh Ikatan. Bagian kelima, membahas tentang Muhammad-iyah yang selayaknya mengkaji kembali pemikiran Kiai Ahmad Dahlan untuk menjawab realitas yang mengalami dehumanisasi. Bagian keenam, menganalisis kesadaran dalam melakukan transformasi sosial dengan nilai-nilai yang diidealkan. Bagian ketujuh, mengupas tentang indikator serta metodologi dalam melakukan transformasi  profetik. Bagian kedelapan, mengulas tentang etos profetis dalam mewujudkan cita-cita profetis. Bagian kesembilan, membahas tentang teori sosial yang digunakan dalam melakukan transformasi profetis. Bagian kesepuluh, menganalisis filsafat gerakan yang dilakukan intelektual profetik dalam melakukan transformasi. Dan bagian kesebelas, membahas transformasi profetik yang dilakukan oleh ikatan guna mewujudkan masyarakat yang diidealkan.

Like This Post? Please share!

  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

Tidak ada komentar :

Leave a Reply

Scroll to top